Suatu saat ada seorang budak Yahudi bertanya kepada Imam
ash-Shu’luki tentang hadits:
الدُّنْيَاسِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُالْكَافِر
“Dunia adalah penjara bagi seorang mukmin.” (HR.Muslim
:7606)
Padahal kenyataannya si budak dalam
keadaan hina-dina, sedangkan ash-Shu’luki berada dalm kedudukan dan kehormatan.
Maka spontan ash-Shu’luki menjawab,”Jika kelak seandainya dirimu berada dalam
siksaan Allah maka semua ini merupakan surga bagimu. Dan jika kelak seandainya
aku berada di nikmat Allah maka semua ini merupakan penjara bagiku.” (ath-Thabaqat
as-Sunniyyah 4/60 oleh at-Tamimi,Badi’atul Fawaid 3/1125 oleh Ibnul
Qayyim)
Di antara
faedah kisah ini adalah bahwa kunci kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup ini
adalah dengan iman. Oleh karenanya, seorang mukmin akan merasa bahagia
bagaimanapun keadaannya di dunia ini. Dahulu Ibrahim bin Adham
bertutur,”Seandainya para raja dan putra-putra raja mengetahui kebahagiaan hati
kami, niscaya mereka akan merampasnya dari kami dengan pedang-pedang mereka.”
(Dikeluarkan oleh al-Baihaqi dalam az-Zuhud no. 81 dan Abu Nu’aim dalam al-Hilyah
7/370)
Dikutip dari Majalah Al-Furqon dengan pengubahan seperlunya


Tidak ada komentar:
Posting Komentar