Pada suatu
malam, Khalifah Umar radhiyallahu anhu berkeliling mengontrol Kota Madinah.
Tiba-tiba, Khalifah Umar mendengar seorang wanita melantunkan beberapa bait
asmaran.
هَلْ مِنْ سَبِيْلٍ
إِلَى خَمْرٍ فَأَشْرَبُهَا
أَوْمِنْ سَبِيْلٍ
إِلَى نَصْرٍ بِنْ حَجَّاجِ
Adakah cara
untuk mendapatkan khamr agar aku meminumnya
Atau adakah
cara untuk mendapatkan Nashr bin Hajjaj
Di
pagi harinya Khalifah bertanya-tanya tentang nama yang disebut-sebut wanita
itu, yaitu Nashr bin Hajjaj. Ternyata dia adalh seorang yang sangat tampan dan
memiliki rambut yang sangat bagus. Umar radhiyallahu anhu lalu menyuruhnya
untuk memotong rambutnya (gundul), namun
dia semakin tampan. Khalifah juga menyuruhnya untuk memakai serban, naun dia
juga semakin tampan. Akhirnya Umar radhiyallahu anhu mengatakan,”Demi Dzat yang
jiwaku berada di tanganNya, kamu tidak bisa bersatu denganku di negeri ini.”
Lalu Umar radhiyallahu anhu mengasingkannya ke Bashrah agar tidak menjadi
fitnah bagi kaum hawa. (Diriwayatkan Ibnu Sa’ad dalam ath-Thabaqat 3/285
dan dishahihkan al-Hafizh Ibnu Hajar dalam al-Ishabah 3/579)
Di
antara faedah kisah ini adalah cerdiknya pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab
radhiyallahu anhu yang selalu mengontrol rakyatnya. Dan di antara faedah
lainnya adalah bolehnya menghukum dengan menggunduli kepala. (Lihat at-Ta’liq
‘ala Siyasah Syar’iyyah hlm.390 oleh Syaikh Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin.)
Dikutip dari majalah
al-Furqon


Tidak ada komentar:
Posting Komentar